Status GNSS: Fix, Float, Single, DGPS, None

Status GNSS: Fix, Float, Single, DGPS, dan None

Dalam dunia survei dan pemetaan modern, teknologi GNSS (Global Navigation Satellite System) telah menjadi alat penting bagi para surveyor dan teknisi lapangan. Penggunaan GNSS memungkinkan mereka memperoleh data posisi secara akurat, cepat, dan efisien. Namun, untuk memaksimalkan kinerja alat ini, pengguna perlu memahami beberapa status posisi yang di tampilkan oleh perangkat GNSS. Istilah seperti Fix, Float, Single, DGPS, dan None sering muncul saat perangkat beroperasi.

Apa Arti Status GNSS?

Setiap status yang di tampilkan oleh alat GNSS mencerminkan tingkat akurasi dan metode perhitungan posisi yang sedang digunakan. Memahami makna setiap status sangat penting agar pengguna dapat menentukan apakah data posisi yang di peroleh sesuai dengan kebutuhan pekerjaan di lapangan.

  • Fix – Solusi RTK Tetap (Fixed RTK Solution)

Status Fix menunjukkan bahwa perangkat GNSS telah berhasil menyelesaikan integer ambiguity pada sinyal carrier phase. Ini berarti posisi dihitung secara sangat akurat dan stabil.

Akurasi: ±1–3 cm

Metode: RTK (Real-Time Kinematic) dengan koreksi dari base station atau jaringan NTRIP

Kegunaan: Survei presisi tinggi, pemetaan rinci, proyek konstruksi, monitoring struktur

✅ Fix adalah status terbaik dengan tingkat akurasi tertinggi.

📝 Transisi: Saat sinyal stabil dan koreksi tersedia, perangkat akan mencapai status Fix.

  • Float – Solusi RTK Mengambang (Float RTK Solution)

Status Float terjadi ketika perangkat GNSS telah menerima koreksi diferensial, namun belum menyelesaikan proses ambiguity secara penuh.

Akurasi: ±20 cm – 1 meter

Metode: RTK namun belum stabil

Kegunaan: Survei awal, estimasi posisi, area dengan sinyal lemah

⚠️ Float merupakan fase transisi sebelum mencapai Fix. Kondisi ini bisa terjadi jika koneksi koreksi tidak stabil atau sinyal satelit terhalang.

  • Single – Penentuan Posisi Mandiri (Stand-Alone GNSS)

Status Single menunjukkan bahwa perangkat GNSS bekerja secara mandiri tanpa bantuan koreksi eksternal.

Akurasi: ±3 – 10 meter

Metode: Single Point Positioning

Kegunaan: Navigasi kendaraan, pelacakan lokasi, pemetaan kasar

⚠️ Akurasi rendah membuat status ini tidak di sarankan untuk survei detail.

  • DGPS – Sistem GPS Diferensial (Differential GPS)

Status DGPS berarti perangkat menerima koreksi berbasis kode (code-based correction), seperti dari satelit SBAS (misalnya WAAS, EGNOS) atau radio base station.

Akurasi: ±0.5 – 1 meter

Metode: Koreksi diferensial berbasis kode

Kegunaan: Pertanian presisi, pemantauan aset, pemetaan menengah

✅ DGPS lebih akurat dari Single, meskipun masih di bawah RTK Fix.

  • None – Tidak Ada Posisi

Status None berarti perangkat belum mampu menentukan posisi karena sinyal GNSS tidak tersedia atau terlalu lemah.

Akurasi: Tidak tersedia

Koreksi: Tidak ada

Kegunaan: — (Perangkat belum siap di gunakan)

⚠️ Saat status None muncul, segera periksa kondisi satelit atau lokasi penggunaan alat.

Perbandingan Status GNSS

  • Status Akurasi Koreksi Cocok Untuk
  • Fix ±1–3 cm RTK/NTRIP Survei presisi tinggi
  • Float ±20 cm – 1 meter RTK (lemah) Estimasi, survei awal
  • DGPS ±0.5 – 1 meter Koreksi kode Pertanian, pemetaan menengah
  • Single ±3 – 10 meter Tidak ada Navigasi dan pelacakan umum
  • None Tidak tersedia Tidak ada Perangkat belum mendapat posisi

Kesimpulan

Pemahaman terhadap status posisi pada perangkat GNSS sangat penting untuk menjamin akurasi dan validitas data di lapangan. Dalam aplikasi RTK GNSS, pengguna biasanya mengandalkan status Fix dan Float. Untuk kebutuhan navigasi atau pemetaan skala menengah, status Single dan DGPS masih bisa di gunakan dengan catatan pada tingkat akurasi.

📌 Gunakan status Fix saat pekerjaan menuntut ketelitian tinggi.

📌 Pastikan koneksi koreksi dan sinyal satelit dalam kondisi optimal agar terhindar dari posisi Float atau bahkan None.

Lihat Produk : GPS Geodetic

 

 

 

 

 

Artikel lainnya

Scroll to Top